Orgasm

#30HariMenulis Day 19
- Free...!-

"Jangan...aku mohon jangan.... Aaaaaaah... Tidak ah..ah..ah.. aaaaaaah... Please... Oh My God, Oh...Oh...Tidak kumahan jangan... jangan disitu.. Aaaaaah..."

Aku mengambil kunci yang dari dalam laci. Bukan dari dalam laci yang disimpan begitu saja. Tapi dari dalam laci. suatu ruangan di dalam laci. Kunci kecil berwarna merah. Kunci yang tidak boleh jatuh ke tangan orang lain, selain pewarisku nantinya.

Aku berjalan perlahan menyusuri lorong. Tangannku kusapukan pada dinding yang lembap. Aku suka saat saat seperti ini. Sedikit demi sedikit menaikan gairahku. Semakin jauh aku melangkah semakin naik mauku.

Perlahan ku masukan kunci merah ini ke dalam lubang pintu. Terasa begitu sempit. Menggores tiap lapisan kulit kunci. Membuat adrenalinku makin tinggi. Ini yang aku mau. Ini yang akan aku lakukan. Kubuka pintu perlahan, dan aku pun masuk dengan elegan.

Pria itu tertidur di sana, dengan tangan dan kaki terikat. Posisinya berdiri, kemeja putihnya basah oleh keringat. Membuat badan atletisnya terpampang. Sesuatu yang terintip itu memang menggairahkan.

Aku dekati dia perlahan. Membelai dadanya, melepas satu persatu kancing kemejanya. Sepertinya apa yang aku lakukan membangunkannya. Dia perlahan membuka matanya dan kaget melihatku ada di depannya.

"Tidak, jangan, lepaskan aku!" teriaknya.
"Tenang,tampan. Kini giliranmu aku nikmati." kukecup pelan dadanya.
Dia sedikit berontak, namun ikatan pada tangan dan kakinya dapat dengan kokoh menahannya.

Kembali ku belai dadanya, perlahan turun dan ketika tepat tanganku berada di putingnya, dengan sigap ku pelintir. Jeritannya menggema di dalam ruangan.

"Shit! Sakit!" makinya.

"Please, jangan lanjutkan aku mohon.. Semua mau mu pasti aku penuhi, kumohon jangan" Suaranya parau, begitu seksi ketika dia mulai memelas belas kasihan.

"Yang aku mau tubuhmu, sayang..." ucapku sembari tanganku bergerilya membuka ikat pinggangnya.

"Jangan...aku mohon jangan.... Aaaaaaah... Tidak ah..ah..ah.. aaaaaaah... Please... Oh My God, Oh...Oh...Tidak kumahan jangan... jangan disitu.. Aaaaaah..." Teriakannya semakin menjadi ketika aku tarik kemaluannya.

"bagaimana...?" tanyaku manja....
Mulutnya terbuka menhan sakit dan akan mengatakan sesuatu... tapi tindakanku lebih cepat. Tidak kubiarkan dia bicara, biar dia menikmatinya.

Secepat kilat aku mengambil pisau potong di sampingnya, dan langsung mengayunkannya tepat pada benda yang sedang aku pegang. Putus. Darah keluar bak pipa yang terlepas krannya. Menyembur ke arah badanku. Teriakannya begitu indah.

Aku suka. Aku suka ketika dia berteriak kesakitan. Aku suka ketia darah ini memabashiku. Aku suka. Aku suka. Aku suka.

Suka
Suka
Suka
Suka
Suka
Suka
Suka
Suka

Aku terus mengayunkan pisau pada tubuhnya. Darah semakin banyak. Gairahku makin memuncak. Ya, ini terasa seperti orgasme bagiku.

"Maaaaaaa persediaan daging kita sedikit...Banyak yang booking buka bersama..."terdengar teriakan anakku dari luar ruangan.

"Jangan khawatir nak, persediaan kita penuh sampai lebaran nanti."

Kulihat anak-anak kecil itu langsung mundur di dalam selnya. Anak yang manis, begitupun daging mereka.

Categories: Share

Leave a Reply