Broken Man - #30HariMenulis 2015 day 4 -

"Oh come on Ron, mau sampai kapan kau mau seperti ini? Dia sudah pergi. Dan mungkin...tak kembali"

Ron menatapku kejam saat aku mengatakan dia tak akan kembali. Tangannya menggenggam tongkat dengan erat.

"Wooa wooa lepaskan tongkat itu Ron." Aku mencoba melepaskan tongkatnya yang tergenggam erat. Ron tak peenah keluar dari kamarnya. Semenjak dia pergi dan Harry tak pernah memberi kabar, The Burrow terasa begitu sepi. George tak lagi seperti dulu semenjak Fred tiada. Toko mereka pun terpaksa harus ditutup. Sepertinya hanya Ginny dikeluarga ini yang masih terlihat kuat. Mr. dan Mrs. Weasley? Berusaha kuat walau sering aku melihat mereka melamun. Bahkan Mrs. Weasley selalu diam-diam menangis.

Burung hantu masuk melalui jendela dan hinggap di sampingku. Terikat sebuah perkamen di kakinya.

"Diakah? Itu surat dari dia?" Ron tampak histeris melihat kedatangan burung itu.
"Zacharias Smith" ucapku seraya mengambil perkamen itu sebelum didahului Ron.

Dia di Vegas. Bersama beberapa gadis baru. 

Harry berubah setelah Pangeran Kegelapan Lenyap. Hidupnya dikelilingi wanita hebat. Wanita vampire itu hampir terjerat jaringnya. Setidaknya itu yang aku tahu dari Hermione.

Perkenalkan, aku Tam. Keturunan Finnigan. Maksudku, aku masih saudara dengan Seamus.

"Tam,kemarilah.." Ginny memanggilku dari pintu kamar Ron. Dia baru pulang dari Swiss, bertemu dengan Hermione.

'Bagaimana?" tanyaku.
Dia hanya menggeleng lemah. Aku mengerti, usahanya untuk membawa Hermione kembali tidak membuahkan hasil. "kau sendiri? Ada kabar terbaru dari David?" tanyanya.
Aku pun menggeleng. "Sama saja, dia masih suka melamun di tempat kerjanya."

David, teman baik ku. Ahli ramuan layaknya Snape. Dia sengaja aku kirim untuk membuntuti Hermione. Untuk diketahui, dia suka memasak makanan yang sebenarnya hanyalah pengalihan dari ramuan yang dia sisipkan didalamnya.

"Aku telah berbohong padanya. Mengatakan Ron baik-baik saja dan menerima semua yang telah terjadi dengan lapang dada. Bagaimana Ron?" Dari suara yang dia keluarkan aku tahu Ginny begitu kelelahan.

"Masih.." jawabku lesu.

Ginny menghembuskan napas berat. Meninggalkan beberapa beban di dalamnya. Dia berbalik lemah dan menuruni tangga.

"Tam.." ucapnya lirih.
"Ya.." aku menunggu lanjutannya.
"Maaf, kita belum bisa menikah sebelum semuanya beres."
Aku terdiam. Aku tahu dan aku akan menunggu hingga saat itu.

BRAK!!

Sesuatu jatuh dari lantai 2.

Atau seseorang?

Aku dan Ginny saling berpandangan.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tasikmalaya, RS Jasa Kartini, 4 Juni 2015 15:12

GWS Mom...

Categories: Share

Leave a Reply