Tahun Kedua - #30HariMenulis 2015 day 6-
-2005-
Seorang siswi tahun kedua SMA meninggal akibat kecelakan
-2006-
Seorang siswa tahun kedua meninggal akibat kecelakan.
-2007-
Aku telah menginjak tahun kedua di SMA. Mulai masuk pada tahun terberat bagiku. Bagi kami, para pejuang tahun kedua. Pejuang? Mengapa pejuang? Akan kuceritakan alasannya.
Tahun lalu, September 2009. Saat itu sedang ada suatu perayaan di tempat tinggalku yang juga tempat tinggalnya. Malam itu entah mengapa terasa sangat hingar bingar. Malam yang cukup indah ketika ku dengar kabar itu. Dia, kakak kelasku, siswa tahun kedua, meninggal dunia karena kecelakaan. Meninggal di tempat.
Sekolah berduka esok harinya. Terasa sepi tanpa adanya kerusuhan seperti hari-hari biasanya. Pertanyaan pun muncul di benak kami para siswa baru. Siswa tahun pertama.
Usut punya usut, ada sebuah kisah di sekolah kami. Kisah yang membuat kami seakan ingin segera pergi. Setiap tahunnya, selalu ada siswa tahun kedua yang meninggal. Dan kebanyakan, mereka meninggal ditempat saat kecelakan berkendara. Tahun sebelumnya, seorang siswi meninggal karena kecelakan.
Bagaimana? Mengerti mengapa aku sebut siswa tahun kedua sebagai pejuang? Dan kini aku dan temanku lah para pejuang itu.
-September 2007-
Inilah waktunya. Bulan dimana kutukan (saat itu kami menyebutnya sebagai kutukan) itu berlangsung. kabar yang tersebar adalah kutukan ini berlangsung antaa tanggal 2 sampai 10 September. Dan sekarang sudah tanggal 9. Dan parahnya, aku sedang berada di perkemahan dengan beberapa anggota ekstrakulikuler.
Malam hari. Suasana cukup hening saat itu. Hanya terdengar suara nyanyian anak-anak tahun pertama. Kami para pejuang berkumpul. Membahas satu hal : Pesan terakhir kami jika memang harus ada salah satu dari kami yang pergi.
Semilir angin dingin membelai kami satu persatu. Pintu kematian bagai terbuka di depan kami. Mereka yang tak tahan sampai menangis cukup histeris. Menjadi pemandangan aneh bagi adik kelas kami saat itu.
Sebuah pesan masuk di handphoneku. Dari teman dekat yang juga sedang berada di luar kota dalam rangka pelatihan.
"Aku sedang dalam perjalanan di dalam bis umum, do'akan tak terjadi apa-apa. Maaf jika terjadi apa-apa"
Sontak aku menangis saat itu, Dan imajinasiku makin liar. Aku melihat mereka, mereka yang dari semenjak aku kecil sering sekali lewat ataupun berdiam diri di dekatku entah dengan maksud apa. Mereka yang memiliki tubuh besar dan hitam pekat. Mereka yang dapat bergerak sangat cepat. Mereka yang suka muncul dan hilang tiba-tiba.
-10 September 2007-
Kami besiap pulang dari perkemahan. Semua barang dan orang diangkut menggunakan truk. Jalur yang kami lalui bukanlah jalur mulus bak jalan tol melainkan jalanan tanah yang berbatu. Licin dan tak rata dengan pohon pohon besar di kanan kiri nya yang rantingnya menjulur ke jalan. Supir truk sepertinya dikejar setoran sehingga mengemudi asal sampai. Terbayang salah satu teman saya terjatuh ke jalan berbatu dan jatuh ke jurang, atau lebih ganas lagi terlindas truk yang kami naiki. Atau ranting-ranting yang cukup besar mengenai kami, mlukai kami tau bahkan memisahkan kepala dari tubuh kami.
Aku terduduk. Menutup mata dan menjauhkan bayangan menyeramkan tadi. Ditambah tidak ada kabar dari temanku yang lain. Perasaan takut itu terus menghantuiku hingga teman yang lain menoleh saat truk tiba-tiba berhenti.
"Sampai depan rumahmu" ucap mereka padaku. Ada perasaan lega yang menghinggapiku. Terpancar pula di wajah mereka. Setidaknya satu orang telah aman.
Aku turun dari truk. Melambai pada mereka yang masih diatas sana. Syukurlah aku selamat. Namun... aku melihatnya. Makhluk hitam itu.... masih di atas Truk.
-2014-
Kami berkumpul, dan tak ada satu pun kekurang dari diri kami. Tapi makhluk itu, hingga kini. Dia ada. Disini, didekatku mungkin, atau di luar ruangan ini, entahlah. Atau mungkin bisa jadi sedang memperhatikanmu malam ini.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
RS. Jasa Kartini, Tasikmalaya. 06-06-15 (1+5=6 --> 06-06-06 -asal,gakda gawean) 21:36
Seorang siswi tahun kedua SMA meninggal akibat kecelakan
-2006-
Seorang siswa tahun kedua meninggal akibat kecelakan.
-2007-
Aku telah menginjak tahun kedua di SMA. Mulai masuk pada tahun terberat bagiku. Bagi kami, para pejuang tahun kedua. Pejuang? Mengapa pejuang? Akan kuceritakan alasannya.
Tahun lalu, September 2009. Saat itu sedang ada suatu perayaan di tempat tinggalku yang juga tempat tinggalnya. Malam itu entah mengapa terasa sangat hingar bingar. Malam yang cukup indah ketika ku dengar kabar itu. Dia, kakak kelasku, siswa tahun kedua, meninggal dunia karena kecelakaan. Meninggal di tempat.
Sekolah berduka esok harinya. Terasa sepi tanpa adanya kerusuhan seperti hari-hari biasanya. Pertanyaan pun muncul di benak kami para siswa baru. Siswa tahun pertama.
Usut punya usut, ada sebuah kisah di sekolah kami. Kisah yang membuat kami seakan ingin segera pergi. Setiap tahunnya, selalu ada siswa tahun kedua yang meninggal. Dan kebanyakan, mereka meninggal ditempat saat kecelakan berkendara. Tahun sebelumnya, seorang siswi meninggal karena kecelakan.
Bagaimana? Mengerti mengapa aku sebut siswa tahun kedua sebagai pejuang? Dan kini aku dan temanku lah para pejuang itu.
-September 2007-
Inilah waktunya. Bulan dimana kutukan (saat itu kami menyebutnya sebagai kutukan) itu berlangsung. kabar yang tersebar adalah kutukan ini berlangsung antaa tanggal 2 sampai 10 September. Dan sekarang sudah tanggal 9. Dan parahnya, aku sedang berada di perkemahan dengan beberapa anggota ekstrakulikuler.
Malam hari. Suasana cukup hening saat itu. Hanya terdengar suara nyanyian anak-anak tahun pertama. Kami para pejuang berkumpul. Membahas satu hal : Pesan terakhir kami jika memang harus ada salah satu dari kami yang pergi.
Semilir angin dingin membelai kami satu persatu. Pintu kematian bagai terbuka di depan kami. Mereka yang tak tahan sampai menangis cukup histeris. Menjadi pemandangan aneh bagi adik kelas kami saat itu.
Sebuah pesan masuk di handphoneku. Dari teman dekat yang juga sedang berada di luar kota dalam rangka pelatihan.
"Aku sedang dalam perjalanan di dalam bis umum, do'akan tak terjadi apa-apa. Maaf jika terjadi apa-apa"
Sontak aku menangis saat itu, Dan imajinasiku makin liar. Aku melihat mereka, mereka yang dari semenjak aku kecil sering sekali lewat ataupun berdiam diri di dekatku entah dengan maksud apa. Mereka yang memiliki tubuh besar dan hitam pekat. Mereka yang dapat bergerak sangat cepat. Mereka yang suka muncul dan hilang tiba-tiba.
-10 September 2007-
Kami besiap pulang dari perkemahan. Semua barang dan orang diangkut menggunakan truk. Jalur yang kami lalui bukanlah jalur mulus bak jalan tol melainkan jalanan tanah yang berbatu. Licin dan tak rata dengan pohon pohon besar di kanan kiri nya yang rantingnya menjulur ke jalan. Supir truk sepertinya dikejar setoran sehingga mengemudi asal sampai. Terbayang salah satu teman saya terjatuh ke jalan berbatu dan jatuh ke jurang, atau lebih ganas lagi terlindas truk yang kami naiki. Atau ranting-ranting yang cukup besar mengenai kami, mlukai kami tau bahkan memisahkan kepala dari tubuh kami.
Aku terduduk. Menutup mata dan menjauhkan bayangan menyeramkan tadi. Ditambah tidak ada kabar dari temanku yang lain. Perasaan takut itu terus menghantuiku hingga teman yang lain menoleh saat truk tiba-tiba berhenti.
"Sampai depan rumahmu" ucap mereka padaku. Ada perasaan lega yang menghinggapiku. Terpancar pula di wajah mereka. Setidaknya satu orang telah aman.
Aku turun dari truk. Melambai pada mereka yang masih diatas sana. Syukurlah aku selamat. Namun... aku melihatnya. Makhluk hitam itu.... masih di atas Truk.
-2014-
Kami berkumpul, dan tak ada satu pun kekurang dari diri kami. Tapi makhluk itu, hingga kini. Dia ada. Disini, didekatku mungkin, atau di luar ruangan ini, entahlah. Atau mungkin bisa jadi sedang memperhatikanmu malam ini.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
RS. Jasa Kartini, Tasikmalaya. 06-06-15 (1+5=6 --> 06-06-06 -asal,gakda gawean) 21:36
